You are currently viewing Kehidupan Manusia Makin Kritis, UNU Kalsel Berdoa
KH. Syarbani Haira, Dewan Pendiri Universitas NU Kalsel / Ketua Dewan Syoro Masjid Assuada

Kehidupan Manusia Makin Kritis, UNU Kalsel Berdoa

Peduli dengan kondisi kehidupan manusia yang semakin kritis, civitas akademika Universitas NU Kalimantan Selatan (UNU Kalsel) melaksanakan do’a bersama pada Senin (09/08/2021). Kegiatan doa bersama ini sekaligus menyambut tahun baru Islam 1443 hijriyah, yang jatuh sejak Selasa 10 Agustus ini.

“Wabah Covid-19 semakin merajalela. Penduduk dunia yang terinfeksi sudah menembus di angka 200 juta jiwa, dengan kematian di atas 4 juta jiwa. Angka ini sudah melebihi korban perang di sejumlah tempat di bumi ini sejak tahun 1982. Kondisi ini tak bisa dibiarkan. Penduduk bumi yang kini sudah lebih dari 7 milyar harus mengantisipasinya, dengan caranya masing-masing, termasuk berdoa”.

Demikian pengantar HM Syarbani Haira, Ketua Dewan Syuro Mesjid As-Su’ada, Syekh Abdul Qadir Hasan, Universitas NU Kalsel (UNU Kalsel), menjelang pelaksanaan sholat hajat dan doa bersama civitas akademika UNU Kalsel.

Dosen senior Prodi Planologi UNU Kalsel ini menambahkan, ujian kehidupan nampaknya akan semakin ruwet dan konflik. Selain wabah Covid yang kini terus melanda manusia di seluruh dunia, sejumlah penyakit lainnya pun terus merebak. Panas bumi yang semakin meninggi, konflik antar bangsa khususnya AS vs China, polarisasi aliran, radikalisme, dan beragam masalah yang sewaktu-waktu bisa meledak.

Maka itu, menyambut tahun baru Islam 1443, dan sekaligus melepas tahun 1442 hijriah, kita berdoa. Ini juga bagian dari sunnah Rasulullah. Apalagi awal hijriyah tahun ini jatuh pada hari Selasa, yang menurut para ulama menandakan akan ada banyak masalah mewarnai kehidupan manusia.

Konflik Berdarah

Memimpin pembacaan doa bersama menyambut tahun baru 1443 Hijriah, Ketua LazisNU Kalsel, Ustadz Muhammad Shaufi Al-Banjary dalam pengantarnya mengutip kitab klasik karangan Ismail bin Muthalib Al-Asyi. Dalam kitab berjudul “Tajul Muluk” Ismail Al-Asyi mengutip kitab Syekh Muhammad al-Marzuki dalam syarah “Natijatul Miqad”.

“Dalam kitab itu dikatakan, jika awal tahun jatuh pada hari Selasa, maka itu termasuk ‘Bintang Merah’. Bintang Merah menandakan akan banyak kejadian yang kurang baik, seperti akan banyak pertumpahan darah, orang-orang besar (penguasa) dan tokoh-tokoh akan wafat, dunia bisnis kacau, barang dagangan serba mahal, dan susahnya memperoleh pekerjaan,” ujar Alumni Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru.

Tapi kata Ustadz Shaufi hal ini bisa dihindari jika penduduk bumi ini berperilaku lebih baik. Misalnya tetap taat dalam menjalankan perintah agama, melaksanakan sholat, berpuasa, mengeluarkan zakat, dan sebagainya.

“Bencana besar ini bias dihindari jika masih ada di antara manusia di bumi ini yang berperilaku baik. Maka itu Rasulullah selalu mengajak manusia untuk berbuat baik dan menjauhi kemunkaran. Selain upaya nyata, hampir semua negara melakukan vaksinasi dalam rangka menghindari wabah Covid, ya berdoa. Rasulullah juga selalu berdoa, termasuk melepas tahun dan menyongsong tahun baru hijriah seperti sekarang. Ini sunnah Rasulullah sebagaimana kata Sayid Utsman bin Yahya dalam kitabnya berjudul “Maslakul Akhyar”.” Pungkasnya.

Akan Istighotsah 

Mudah-mudahan dengan doa bersama ini, yang didahului sholat hajat bersama, kita warga Indonesia bisa terbebas dari beragam melapataka tersebut, sambung Ustadz Zainal Ilmi, Ketua RMI NU Kalsel, yang mengimami sholat hajat.

“Tradisi doa bersama di lingkungan NU diyakini sangat membantu kemaslahatan umat. Insya Allah dalam waktu dekat, PWNU Kalsel bersama Universitas NU Kaslel akan melakukan istighotsah untuk keselamatan banua dan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Karena pandemic, maka pelaksanaan sholat hajat dan doa bersama ini dilakukan terbatas, dengan protokol kesehatan yang ketat. Undangan juga sangat dibatasi. Ini semata upaya mensukseskan program pemerintah menekan penyebaran covid. Mereka yang hadir dipersyaratkan pernah di swab dan memiliki sertifikat vaksin.

Hadir dalam acara do’a bersama UNU Kalsel, sebagian aktivis Dewan Eksekutif Mahasiwa Universitas NU Kalsel, Ketua BPMK As-Su’ada yang juga Sekretaris Pergunu Kalsel, Muhammad Anwary, Ketua Lekpasdam NU Kalsel Hafizh Ridho, tokoh PMII Kalsel Muhammad Ramli, dan sejumlah undangan lainnya, baik laki-laki mau pun perempuan.

Tinggalkan Balasan